Selasa, 26 Oktober 2010

Tebu

Cuaca Jakarta dan sekitarnya memang tidak bisa diprediksi....biar kata prakiraan cuaca mengatakan akan ada hujan...bisa saja panas terik...tapi bisa juga panas berubah menjadi hujan berkepanjangan yang menyebabkan banjir dimana-mana...dampaknya ya pastinya macetlah...Jakarta, the big city to live for many commuters...

Nah, pada saat terik matahari membakar pori-pori kulit, enaknya minum yang segar dan mengembalikan energi tentunya....Beberapa hari yang lalu, saya kepincut dengan penjual tebu di jalanan sekitar Mangga Besar... Saya langsung memesan segelas dan menikmati setiap tetesan air tebu tereguk yang membasahi langit-langit mulut  terus meresap masuk ke kerongkongan nyes banget rasanya....Glegek glegek tak terasa segelas air tebu pun terhabiskan untuk meretaskan dahaga karena Sang Mentari yang kian memamerkan pesona keelokan binar cahayanya hari itu....

Segelas tebu itu cukup menetralkan dehidrasi energiku...Sebenarnya tebu ini apa ya? ...Tebu yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai sugar cane adalah sejenis rumput-rumputan dengan umur tanam sekitar setahun untuk memanen batangnya...Saat saya meneguk segelas tebu itu, saya melihat bagaimana batang tebu yang sudah dibelah dua kemudian dimasukkan ke dalam mesin giling untuk memerah airnya yang manis itu...

Tak heranlah tebu ini menjadi komoditas utama untuk membuat gula. Tanaman tebu berguna dari daunnya yang dapat dikeringkan untuk energi biomassa dan dipakai untuk memasak, ampas batangnya bisa dijadikan bahan bakar boiler untuk proses produksi pembangkit tenaga listrik, dan sari patinya untuk dijadikan gula dan minuman segar banget untuk penghela dahaga di saat terik matahari....

Seharusnya manisnya tebu juga menghantar para penanamnya makmur atau setidaknya menikmati  kemanisannya....Namun yang terjadi, tidak demikian..proses jual beli harga yang sepihak dari segi penanaman hingga rendemen tebu telah mematahkan sistem proporsional kenikmatan manisnya harga tebu itu sendiri....Kalau sudah begini tak dapat dipungkuri produksi gula nasional memburuk, dan ujung-ujungnya ya impor gula lagi...Walah negeriku yang kaya tebu, jadi kelabu.....

Koq khayalanku jauh amat ya, dari segelas tebu saja sampai memikirkan perekononomian bangsa ini yang notabenenya sudah dikelola oleh orang - orang yang mengaku ahlinya.....Daripada mumet, mendingan menikmati saja seresap air tebu sambil merasakan pertambahan energi baru untuk menjelajah kotaku dan melanjutkan aktivitasku...

Oh ya, kalau kalian ingin menikmati air tebu yang nikmat dan asli gak pake bahan penambah manis apapun, nikmati di daerah Mangga Besar dekat seberang sekolah Bala Keselamatan dan penjaja tebu seharga dua ribu perak saja per gelas itu ada di ujungnya.....Nyes...cespleng segarnya! Tapi jangan kebanyakan minumnya cukup segelas saja...Biar kenikmatannya masih terasa menempel di langit-langit mulut dan membuat diri kita biar kembali lagi mereguknya suatu hari ...Ingat prinsip kenikmatan, semakin sering dinikmati, semakin menjadi biasa nantinya....Sisakan biar rasa itu menyesap dan memberi kenangan tersendiri untuk memori indera pengecap kita.....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar