Kamis, 14 Oktober 2010

SMS


Merebaknya modus operandi kejahatan baru di dunia telepon seluler kian meresahkan setiap orang. Bagaimana tidak? Cara baru kejahatan tersebut sekarang menggunakan prinsip pemasaran yang menekankan pada sisi emotional...

Setelah jenuh dengan sistem pemenang undian hadiah kejutan, sekarang ini oknum kejahatan dunia telekomunikasi ini menggunakan sistem SMS Papa Mama. Mendengar istilahnya saja, kita pasti sudah terdorong untuk melakukan apa saja untuk orang tua. Inilah kelihaian si pelaku yang meng’obrak-abrik’ emosi orang dengan pilihan kata yang tepat dan strategi komunikasi yang jitu….

SMS (Short Message Service) merupakan pesan singkat berupa teks melalui perangkat komunikasi nirkabel. Teks tersebut berupa gabungan karakter yang memadu indah menjadi sebuah pesan. Pesan ini dapat memberikan citra positif ataupun negatif bagi si penerima pesan. Dalam kasus SMS Papa Mama tersebut, pesan ini dibalut sedemikian rupa dengan kata 'tolong' dan 'segera' yang dikirimkan seolah-olah dari salah satu pihak keluarga. Alhasil, orang yang menerima pesan menjadi terhipnotis dan langsung lekas bertindak tanpa pikir panjang. Bila SMS ini terkirim kepada mereka yang tidak paham atau tidak mau mengkonfirmasi balik ke pihak yang menjadi isi berita, kerugianlah yang akan diderita....

Namun apakah kerugian  tersebut harus selalu berada di pihak konsumen, dalam hal ini pemakai manfaat komunikasi seluler? Seyogyanya tidak demikian. Pihak operator penyedia jasa layanan SMS dan badan regulasi pertelekomunikasian pun turut andil bertanggungjawab, meskipun ‘seperti mencari sebuah jarum di dalam tumpukan jerami’. Iklan edukasi yang gencar diperlukan seperti layaknya perusahaan menggelontorkan ragam iklan untuk fitur produk terkini. Demikian juga idealnya, verifikasi dari badan regulasi diperlukan apabila ada pendaftaran nomor baru yang harus disesuaikan dengan identitas konsumen. Untuk yang satu ini, pasti kendalanya di sistem data kependudukan yang belum terintegrasi dengan baik, sehingga mustahil verifikasi dapat terlaksana dengan baik….

Kalau sudah begini keruwetannya, ujung-ujungnya konsumenlah yang harus cermat, kritis dan cerdas dalam menanggapi SMS ini.  Yang paling memungkinkan untuk kita lakukan sebagai konsumen adalah dengan saling mengingatkan dan mempererat tali silaturahmi dengan seluruh anggota keluarga dimanapun dan kapanpun. Pastikan juga selalu think smart before action!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar