Paket goceng-nya mau, Pak? Ada menu baru lho! sapa pelayan di belakang konter tadi... Kupesan saja spaghetti al dente dan es jeruk....nyam nyam....
Rasanya menjambangi kedai junkfood ternama ini kian sering saja....Bagaimana tidak, serangkaian paket hemat dan promo goceng pun dipajang besar-besar dengan menu-menu yang boleh dikatakan tidak menendang tapi buat ganjal saja sih. Suka atau tidak, ya semua orang apalagi yang bekerja keras hingga larut malam, kepraktisan memesan makanan menjadi prioritas utama....
Berbicara mengenai promo goceng, batin saya terkesima dengan pemakaian kata itu. Sebagai orang yang dilahirkan dari darah keturunan Tionghoa - yang di negeri ini entah masih dianggap warganegara apa bukan, yang pasti ngurus apa-apa semua serba duit. Mungkin bisa dianggap saya ini second citizen deh. Sapa juga yang mau lahir milih dari suku yang selalu dianaktirikan di negeri penuh pesona wisata ini. Bagi yang belajar sejarah pasti tahu deh, kenapa tuh suku Tionghoa selalu diselentingkan dan distigmasiasi negatif dan selalu menjadi cikal bakal politisir etnis terjadi...Hmhm, miris tapi saya tak mau membahas soal kewarganegaraan saya yang sudah kadung dianakperunggukan itu. - saya merasakan ada kejanggalan apa iya bahasa Mandarinnya lima ribu itu goceng?
Membuka kamus Indonesia-Mandarin, saya terperangah karena tidak ada entri kata tersebut. Yang ada adalah wu qian (dilafalkan u cien). Lalu kenapa istilah goceng menjadi keren dan dominan menyembul di segala bentuk promosi di kedai junkfood tadi?
Kita telusuri dulu sejarah kaum peranakan Tionghoa di Indonesia. Mereka berasal muasal dari Cina Tenggara. Saat migrasi besar-besaran ke Indonesia, mereka datang dengan membawa kesukuan asalnya. Yang menyebar di Indonesia adalah suku Hokkian, Hakka, Hainan, Kantonis, Hokchia dan Tiochiu. Mereka membawa dialek mereka masing-masing, yang tentunya berbeda dengan aturan pelafalan Mandarin terstandarisasi secara internasional....
Kata goceng ini adalah dialek yang digunakan untuk menyebutkan ukuran mata uang. Untuk memudahkan mengingatnya, ada rumusan atau pakemnya tersendiri. Setiap kedengaran ada bunyi terakhir 'cap' itu berarti puluhan, kalo 'pek' itu berarti ratusan, 'ceng' itu berarti ribuan. 'ban' itu berarti puluhan ribu dan terakhir 'tiao' yang berarti jutaan. Contoh sederhana..misal go ceng itu berarti lima ribu. Go adalah pelafalan dialek untuk angka lima. Mudah bukan?...
Karena harmonisasi fonik yang keren dan nyaman di telinga orang kebanyakan, istilah goceng lebih favorit dibandingkan wu qian. Sah-sah saja seh untuk menggunakan kata tersebut dalam promosi produk., apalagi untuk memikat konsumen dan ujung-ujungnya untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan tentunya. Tetapi, akan lebih baik bila kita tahu kata atau istilah yang sebenarnya. Ya seperti ada pepatah kejarlah ilmu sampai ke negeri Cina. Siapa tahu, nanti suatu waktu Anda pergi ke sana, pas cingcong (dibaca: obrol) soal harga dan angka gak grogi lagi alias 'mudheng'...
Jadi sebenernya goceng itu betul gak, menurut kaidah bahasa? Halah bahasa gw udah kayak bahasa makalah sintaksis aje :D.
BalasHapusRit,
BalasHapusMenurut kaidah bahasa Mandarin, goceng itu gak betul...tapi karena yang digunakan kaidah promosi dan harmonisasi fonik yang oke...ya goceng lah yang pas....demikian penjelasan saya ....